Selasa, 17 Oktober 2017

Perang Salib 1


























Asalamu’alaikum, pembaca yang berbahagia, karena sedang demam demamnya terhadap perang salib, saya memutuskan menulis tentang perang salib, so enjoy it! ;)

Perang salib pertama ditandai khotbah Paus Urbanus pada konsili Clermont, pada tanggal 25 November 1095, tepatnya di Perancis sana.

Council of Clermont
Bermula pada tahun 1088, Urbanus II, orang Perancis, menjadi Paus. Kepausannya itu ditandai dengan pertikaian raja Jerman, Henry IV dengan Paus Gregorius VIII. Paus Urbanus  tidak ingin meneruskan pertikaian ini. Tetapi ia ingin menyatukan semua kerajaan Kristen. Paus Urbanus mengadakan khotbah pada konsili Clermont dikarenakan ia ingin mempersatukan raja raja yang berselisih di Eropa.

 Lalu tidak ada badai tidak ada hujan, Konstantinopel dengan rajanya Kaisar Alexius, mengirim utusan yang intinya meminta bantuan gereja barat (Vatikan .red) untuk mengalahkan Turki Seljuk yang telah mengalahkan Gereja Timur (Byzantium .red) dalam pertempuran manzikert.

Urbanus melihat bahwa adanya musuh bersama ini akan membantu mencapai tujuannya.

Pope Urbanus ii
"Telah tersebar sebuah cerita mengerikan ... sebuah golongan terkutuk yang sama sekali diasingkan Allah ... telah menyerang tanah (negara) orang Kristen dan memerangi penduduk setempat dengan pedang, menjarah dan membakar." Ia berseru: "Pisahkanlah daerah itu dari tangan bangsa yang jahat itu dan jadikanlah ia sebagai milikmu."
"Deus vult! Deus vult! (Allah menghendakinya)," teriak para peserta. Hingga akhirnya ungkapan itu menjadi Slogan pasukan salib.

Dan untuk mendorong tentara Perang Salib, Urbanus meyakinkan para pejuang itu bahwa dengan melakukan perang, mereka akan langsung masuk surga, atau sekurang-kurangnya dapat memperpendek waktu di api penyucian.

Maka ditegakkanlah panji panji, dan diangkatlah pedang. Mereka juga membawa salib sebagai simbol bahwa perang ini adalah perang yang suci, yang akhirnya dinamakan perang salib.

Godfrey dari Boullion dan Baldwin saudaranya, bersama pasukannya merupakan rombongan pertama yang meninggalkan Eropa pada bulan Agustus 1096.

Beberapa minggu kemudian Bohemund dan keponakannya Tancred, berlayar menuju Konstantinopel dengan sepasukan bersenjata lengkap dan terlatih.

Setelah dua rombongan pasukan salib berangkat, Raymund dari st Gilles berangkat menuju Konstantinopel bersama pasukannya.

 Oh iya pada perang salib yang pertama ini bangsa yang mewakili umat Kristen yang paling berpengaruh memerangi Islam adalah bangsa Frank. Yup bangsa Frank, kenapa bukan bangsa Italia yang jelas jelas lebih dekat dengan Roma dan Vatikan? Terdapat beberapa versi.

Versi pertama : bahwa mereka memiliki keterkaitan yang dalam terhadap Yarusalem. Bangsa Frank yang menguasai Prancis adalah keturunan dari Yesus kristus dan Maria Magdalena. Ketika Yesus wafat di salib, Maria Magdalena sedang mengandung anak Yesus dan lari dari Yarusalem ke Prancis bersama pamannya.

Versi kedua : ketika dinasti Umayyah dengan panglima terkenalnya Tarik ibn Ziyad, menginvasi Spanyol (Iberian Peninsula) dan sekaligus mendirikan dinasti Umayyah dua yang berpusat di Cordoba, dinasti Carolingen (Charlemagne .red) dari bangsa Frank adalah dinasti yang dikalahkan dominasinya oleh dinasti Umayyah di wilayah Andalusia. Karena ketika dinasti ini memerintah di Eropa islam masuk pada ke Andalusia pada tahun 732. Bangsa Frank terkesan ingin melancarkan balas dendam terhadap muslim atas kejadian itu.  

Okay lanjut ke materi.

Emp. Alexius
Di Konstantinopel mereka telah ditunggu oleh kaisar Byzantium yaitu Alexius yang telah terdesak akibat ekspansi Turki Saljuk atas wilayahnya. Tetapi kedatangan pasukan salib menimbulkan suatu kekhawatiran bagi Alexius, dia khawatir apabila pasukan salib berhasil memukul mundur pasukan Turki Saljuk maka mereka akan meminta daerah tersebut menjadi wilayah mereka. Karena itu, ia mengusulkan agar selama para pasukan itu di Timur mereka harus bersumpah padanya dan menerimanya sebagai raja mereka.

Serangan pertama pasukan salib terjadi pada bulan Mei 1097, pasukan salib bergabung dengan pasukan Byzantium menyerang Nicaea yang dikuasai oleh Turki Saljuk dibawah Kilij Arslan. Mereka berhasil menghancurkan pasukan Turki Saljuk di Nicaea dengan waktu yang sangat singkat dan berhasil menguasai daerah tersebut atas nama Kaisar Alexius.

Baldwin 1 of Eddesa
Pada tanggal 18 Juni mereka berhasil menaklukan Nicaea dan tahun 1098 menguasai Raha (Edessa). Pasukan Salib yang dipimpin oleh Baldwin menyerang Edessa dan berhasil menguasai kota tersebut dari Turki Saljuk. Dan di Edessa mereka mendirikan kerajaan Latin I dengan Baldwin sebagai rajanya.

Bohemund of Antioch
Lalu dilanjutkan oleh pasukan Bohemund yang berhasil memasuki Antiokia, dan menghancurkan tentara Turki dengan bantuan pengkhianat Armenia Muslim, Firouz. Tetapi keberhasilan ini dikejutkan dengan keberadaan pasukan Karbuga yang telah mengepung mereka di luar benteng dengan persenjataan lengkap. Sedangkan pasukan salib berada dalam keadaan yang sulit, keadaan fisik yang lemah akibat peperangan sebelumnnya dan persediaan makanan yang menipis. Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiochea dan mendirirkan kerajaan Latin II di Timur. Bohemund dilantik menjadi rajannya.

Tetapi Peter Bartholomew dan St Andrew berhasil membangkitkan semangat tentara salib dengan khotbah-khotbah mereka. dan akhirnya pasukan salib berhasil mengalahkan pasukan Kerbuqa dan dapat menguasai Antiokia pada tanggal 28 Juni 1098.

Godfrey of Jerussalem
Pada tanggal 7 Juni 1099, Tentara salib tiba di benteng kota Yarusalem. Pada 15 Juli, para penyerbu menggempur kota, membantai semua penduduk tanpa membeda-bedakan usia dan jenis kelamin, sehingga “tumpukan kepala, tangan, dan kaki bisa disaksikan diseluruh jalanan dan alun-alun kota. Setelah pengepungan itu berhasil dan mengalahkan pasukan muslim, maka mereka mendirikan kerajaan Latin III di Yerusalem dengan rajanya yaitu Godfrey.

Selama terjadi penyerangan di atas, kesultanan Saljuk sedang dalam kemunduran. Perselisihan antara sultan-sultan Saljuk memudahkan pasukan salib merebut wilayah-wilayah kekuasaan islam. Dalam kondisi seperti ini muncullah seorang sultan Damaskus yang bernama Muhammad yang berusaha mengabaikan konflik internal dan menggalang kesatuan dan kekuatan Saljuk untuk mengusir pasukan salib. Baldwin, penguasa Yerusalem pengganti Goldfrey, dapat dikalahkan oleh pasukan Saljuk ketika ia sedang menyerang kota Damaskus.

'Imad- ed- Din Zangi
Sepeninggal Sultan Mahmud, tampillah seorang perwira muslirn yang cakap dan gagah pemberani. Ia adalah Imaduddin Zangki, seorang anak dari pejabattinggi Sultan Malik Syah. Atas kecakapannya, ia menerima kepercayaan berkuasa atas kota Wasit dari Sultan Mahmud. Belakangan penguasa Mosul dan Mesopotamia juga berlindung kepadanya. la menerima gelar Attabek dari khalifah di Bagdad. Ia telah mencurahkan kemampuannya dalam upaya mengembalikan kekuatan pemerintahan Saljuk dan menyusun kekuatan militer, sebelum ia mengabdikan diri di kancah peperangan salib.

Nur-ed-Din Zangi
Masyarakat Aleppo dan Hammah yang menderita di bawah kekuasaan pasukan salib berhasil diselamatkan oleh Imaduddin Zangki setelah berhasil mengalahkan pasukan salib. Tahun berikutnya ia juga berhasil mengusir pasukan salib dari al- Asyarib. Satu-persatu Zangki meraih kemenangan atas pasukan salib, hingga ia merebut wilayah Edessa pada tahun 539 H/1144 M.

Penaklukan Edesa merupakan keberhasilan Zangki yang terhebat. Oleh umat Kristen Edessa merupakan kota yang termulya, Dalam penaklukan Edessa, Zangki tidak berlaku kejam terhadap penduduk sebagaimana tindakan pasukan salib.

Kepemimpinan Imaduddin Zangki digantikan oleh putranya yang bernama Nuruddin Zangki. Ia bukan hanya seorang prajurit yang cakap, sekaligus juga ahli hukum, dan juga seorang ilmuan.

Dan di dalam pasukanya terdapat sosok Salahudin Al Ayyubi putra Najammudin yang akan bersinar bagai permata dan menjadi pahlawan umat islam pada Perang Salib 2.

Perang salib 1 diakhiri dengan Direbutnya jerussalem dari tangan orang islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar